Kuliah di Amerika: Beasiswa dan Tips Mendapatkannya

Kuliah di Amerika pastinya telah menjadi impian banyak pelajar di Indonesia. Namun, bagi kebanyakan orang, hanya memikirkannya saja sudah terasa jauh di luar batas kemampuan. Negara yang lokasinya jauh, tingkat kompetitifnya yang tinggi, dan biaya kuliah dan hidup yang mahal menjadikan kuliah di Amerika sepertinya sulit dicapai. Namun, jangan menyerah dulu! Meskipun sulit, bukan berarti tidak mungkin. Dalam artikel ini, kita akan bahas tuntas manfaat kuliah di Amerika, pilihan beasiswa, dan tips untuk mendapatkannya.

Manfaat Kuliah di Amerika

Kuliah di Amerika menawarkan manfaat yang beragam, mulai dari meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris hingga menambah nilai kredibilitas dan nilai diri. Berikut ini beberapa manfaat yang bisa diperoleh:

Mengasah kemampuan Bahasa Inggris

Salah satu manfaat yang paling jelas adalah kesempatan untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris. Di Amerika, para mahasiswa akan merasa dihargai dan didorong untuk berbicara dalam Bahasa Inggris, sehingga mereka dapat mengasah kemampuan berbicara dengan baik. Selain itu, mereka juga dapat memperluas pemahaman tentang slank, idiom, dan gaya Bahasa Inggris yang berbeda-beda. Tentunya kemampuan Bahasa Inggris ini akan sangat bermanfaat untuk karir ke depannya.

Meningkatkan Percaya Diri

Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan kepercayaan diri. Kuliah di Amerika mendorong partisipasi aktif mahasiswa dalam kelas, seperti diskusi dan presentasi. Mahasiswa yang aktif akan mendapatkan nilai lebih baik, sehingga hal ini dapat membangun kepercayaan diri mereka dalam berbicara di depan publik.

Memperluas Peluang Kerja

Peluang kerja yang banyak, baik di kampus maupun di luar kampus, juga merupakan manfaat lainnya. Dalam menjalankan kuliah, mahasiswa dapat mencari pekerjaan sambilan yang dapat memberikan penghasilan tambahan. Selain itu, bergabung dengan berbagai komunitas di kampus juga akan membantu memperluas jaringan dan koneksi yang dapat membuka peluang kerja di masa depan.

Kesempatan Melihat Berbagai Budaya

Di samping itu, kuliah di Amerika memberikan kesempatan untuk mengenal budaya yang beragam. Berbagai budaya dari seluruh dunia hadir di Amerika, sehingga mahasiswa dapat belajar dan memahami keanekaragaman tersebut.

Bisa Berkunjung ke Berbagai Tempat Wisata

Selain itu, tempat-tempat wisata yang menarik seperti Grand Canyon, Las Vegas, dan Colorado, juga dapat dikunjungi dan dijelajahi oleh para mahasiswa.

Meningkatkan kredibilitas

Terakhir, kuliah di Amerika juga dapat meningkatkan kredibilitas dan nilai diri. Tidak semua orang bisa kuliah di Amerika, dan jika kita mendapatkan beasiswa, hal ini dapat memvalidasi bahwa kita memiliki kompetensi tertentu yang dibutuhkan di dunia kerja. Hal ini akan memberikan nilai tambah pada CV dan meningkatkan nilai kredibilitas dan nilai diri kita.

 

Secara keseluruhan, kuliah di Amerika Serikat menawarkan manfaat yang beragam dan dapat membantu para mahasiswa untuk meningkatkan keterampilan dan nilai diri mereka. Oleh karena itu, jika Kamu memiliki kesempatan untuk kuliah di Amerika, jangan ragu untuk memanfaatkannya dan ambil semua manfaatnya!

Pilihan Beasiswa untuk Kuliah di Amerika

Ada beberapa jenis beasiswa yang bisa didapatkan, seperti beasiswa penuh atau parsial. Beasiswa penuh artinya semua biaya ditanggung, termasuk biaya hidup, sementara parsial hanya memberikan sejumlah bantuan dana dan sisanya harus kita cari sendiri.

Untuk S1

Untuk S1, banyak universitas di Amerika yang menawarkan bantuan pendanaan langsung, seperti American University, Michigan State University, dan University of Minnesota. Beasiswa ini bisa mencapai hingga 25 ribu USD, yang biasanya cukup untuk biaya tution dan hidup selama satu tahun, tetapi masih perlu tambahan untuk biaya lainnya seperti asuransi kesehatan dan buku. Ada juga bantuan finansial parsial yang bisa dicari, seperti di University of Kansas, Gonzaga University, dan New York University. Selain itu, ada juga program pertukaran, seperti Beasiswa Global Ugrad.

Untuk S2 dan S3

Untuk S2 dan S3, biasanya beasiswa yang ditawarkan adalah beasiswa penuh, dan umumnya disediakan oleh provider terpisah seperti Worldbank Scholarship, Fulbright, Humphrey, beasiswa prestasi dari USAID, dan LPDP. Beasiswa parsial juga masih ada yang ditawarkan oleh universitas langsung, seperti di University of Hawai at Manoa dan Knight Hennessy scholarship by Stanford. Kamu bisa temukan link untuk semua beasiswa yang disebutkan di akhir artikel ini ya!

 

Meskipun mendapatkan beasiswa, masih sangat mungkin adanya kekurangan dana untuk biaya lain seperti asuransi dan buku. Untungnya, di Amerika ada banyak kesempatan untuk bekerja sebagai mahasiswa, baik on campus maupun off campus. On campus job bisa ditemukan di beberapa jenis, seperti research assistanship, teaching assistanship, dan administrative assistanship. Beberapa kampus bahkan menawarkan bahwa jika kita bekerja on campus, biaya tuition kita sudah dicover, sehingga beasiswa bisa digunakan untuk biaya hidup atau bahkan disimpan untuk tabungan. Off campus job juga banyak tersedia, seperti di restoran atau toko.

Dengan begitu banyak pilihan beasiswa dan kesempatan untuk bekerja, kuliah di Amerika sekarang menjadi lebih terjangkau bagi orang Indonesia. Jadi, jika Kamu memiliki impian untuk kuliah di Amerika, jangan ragu untuk mencari informasi tentang beasiswa yang tersedia dan kesempatan kerja yang ada!

Tahapan dan Tips Mendapatkan Beasiswa

Mendapatkan beasiswa untuk kuliah di Amerika memang tidak mudah, butuh persiapan dan kesabaran yang cukup, namun bukan berarti tidak mungkin. Berikut adalah tahapan yang perlu dilalui sebagai persiapan untuk mendapatkannya:

  1. Eksplorasi Semua Pilihan. Ada banyak jenis beasiswa yang tersedia, mulai dari beasiswa pemerintah, universitas, hingga organisasi swasta. Maka, sebelum memulai proses pencarian, pastikan untuk mencari informasi mengenai semua jenis beasiswa yang tersedia. Pastikan untuk rajin mencari informasi di internet dan jangan ragu untuk bertanya pada orang-orang yang telah mendapatkan beasiswa sebelumnya.
  1. Refleksi Diri. Sebelum mulai mencari beasiswa, Kamu perlu merenungkan kembali tujuan dan motivasi Kamu untuk kuliah di luar negeri. Pertimbangkan pula goal yang ingin dicapai setelah lulus nanti. Hal ini akan membantu Kamu untuk menentukan universitas dan jurusan yang sesuai dengan minat dan tujuanmu.
  1. Tentukan Tujuanmu. Setelah merenungkan diri, tentukanlah universitas dan jurusan yang sesuai dengan keinginanmu. Buat daftar universitas dan jurusan yang ingin Kamu ambil, lalu pilihlah 5-10 pilihan teratas yang Kamu inginkan. Pilih pilihan yang paling sulit sebagai target teratas dan pilihan paling aman sebagai target terakhir.
  1. Perhatikan Detail Requirement. Setiap beasiswa memiliki persyaratan yang berbeda-beda. Pastikan Kamu memahami persyaratan dari setiap pilihan universitas yang Kamu pilih, seperti transkrip nilai yang dilegalisir, essay, CV, surat rekomendasi dari dosen/atasan, dan hasil tes seperti TOEFL, GRE, atau GMAT. Pastikan Kamu sudah mempersiapkan semua dokumen dan persyaratan yang dibutuhkan.
  1. Persiapan Menyeluruh. Setelah mempersiapkan persyaratan, pastikan Kamu sudah siap untuk menghadapi tes dan wawancara. Lakukan tes dengan baik dan siapkan essay yang berkualitas. Jangan lupa untuk meminta feedback dari teman atau guru untuk meningkatkan essay dan persiapan lainnya. Lakukan wawancara dengan percaya diri dan santai.
  1. Apply dengan Cermat. Pastikan Kamu mengisi formulir aplikasi dengan benar dan lengkap. Jangan sampai kesalahan kecil seperti typo atau pengiriman dokumen yang tidak lengkap menghambat kesempatanmu untuk mendapatkan beasiswa.

Tips & Trick untuk Memperbesar Peluang

  1. Tentukan strategi terbaik. Secara umum, ada dua cara untuk mendapatkan beasiswa, yaitu dengan mencari beasiswa terlebih dahulu atau mencari sekolah terlebih dahulu. Beberapa beasiswa seperti Fulbright memberikan beasiswa terlebih dahulu, sehingga Kamu bisa mencari sekolah setelahnya. Sementara itu, beberapa orang memilih mencari sekolah terlebih dahulu dan kemudian mencari beasiswa. Pertimbangkan mana yang lebih cocok untuk Kamu.
  1. Berlomba-lomba mencari opsi. Jangan membatasi diri pada satu beasiswa atau sekolah saja. Cari semua kesempatan yang sesuai dengan tujuan Kamu, baik itu dari universitas atau lembaga penyedia beasiswa terpisah, beasiswa full atau partial. Aplikasikan semuanya dan nanti Kamu bisa memilih yang terbaik.
  1. Periksa lokasi dan jenis universitas. Lihat apakah universitas tersebut merupakan universitas publik atau swasta. Biasanya, universitas publik lebih murah daripada universitas swasta. Selain itu, periksa juga lokasi universitas, misalnya New York pasti lebih mahal daripada di kota Kansas. Pilihlah lokasi yang sesuai dengan kemampuan finansial Kamu.
  1. Periksa acceptance rate universitas yang Kamu inginkan. Acceptance rate adalah persentase dari jumlah pelamar yang diterima oleh universitas tersebut. Jadi semakin tinggi acceptance rate, semakin besar peluang Kamu untuk diterima di universitas tersebut. Namun, perlu diingat bahwa acceptance rate tidak selalu menjadi indikator kualitas universitas. Beberapa universitas dengan acceptance rate yang tinggi mungkin tetap memiliki reputasi yang baik, sementara beberapa universitas dengan acceptance rate yang rendah mungkin tidak selalu memiliki kualitas yang baik. Oleh karena itu, selain acceptance rate, pertimbangkan juga faktor-faktor lain seperti akreditasi, fakultas, program studi, fasilitas, biaya, lokasi, dan lain sebagainya.
  1. Cari universitas yang ramah terhadap mahasiswa internasional. Pastikan universitas yang Kamu pilih memiliki program financial aid, tidak memiliki kecenderungan rasialisme, serta memiliki kegiatan-kegiatan yang mendukung keragaman.
  1. Bersabar. Mendapatkan beasiswa membutuhkan waktu dan keberuntungan. Berikan waktu 2-3 tahun untuk prosesnya, meskipun terasa panjang, tetapi hasilnya pasti sangat memuaskan.

Mendapatkan beasiswa memang bukan perkara mudah, tetapi dengan menentukan strategi yang tepat, mencari opsi yang komprehensif, mempertimbangkan faktor lokasi, tingkat penerimaan, serta memilih universitas yang ramah terhadap mahasiswa internasional dan bersabar, akan membantu memperbesar peluang Kamu untuk mendapatkan beasiswa dan berkuliah di Amerika. Selamat mencoba!

Berikut adalah link untuk beasiswa yang disebutkan dalam artikel ini

American University: https://www.american.edu/admissions/international/ug-financial-aid.cfm 

Michigan State University: https://admissions.msu.edu/cost-aid/international-students/undergraduate-scholarships.aspx 

University of Minnesota: https://admissions.tc.umn.edu/costsaid/international.html 

University of Kansas: https://world.ku.edu/scholarships 

Gonzaga University: https://www.gonzaga.edu/admission/financial-aid/scholarships-grants 

New York University: https://www.nyu.edu/admissions/financial-aid-and-scholarships.html 

Global Ugrad: https://www.worldlearning.org/program/global-undergraduate-exchange-program/ 

Worldbank Scholarship: https://www.worldbank.org/en/programs/scholarships#3 

Fulbright: https://www.aminef.or.id/grants-for-indonesians/fulbright-programs/scholarship/ 

Humphrey: https://www.humphreyfellowship.org/ 

Beasiswa prestasi dari USAID: https://www.usaid.gov/indonesia/scholarshi p

LPDP: https://www.lpdp.kemenkeu.go.id/ 

University of Hawai at Manoa: https://manoa.hawaii.edu/admissions/graduate-tuition-assistance/ 

Knight Hennessy scholarship by Stanford: https://knight-hennessy.stanford.edu/

Pentingnya Memahami Budaya Kerja Saat Melamar Pekerjaan

Saat melamar kerja, salah satu hal yang seringkali lupa untuk kita peajari adalah budaya kerja perusahaan yang kita lamar. Padahal, budaya kerja adalah salah satu hal yang penting untuk diperhatikan, karena akan mempengaruhi kenyamanan dan kinerja kita di dalam perusahaan tersebut. 

Budaya kerja dapat diartikan sebagai seperangkat nilai, kebiasaan, norma, dan tradisi yang melekat pada suatu perusahaan atau organisasi. Hal ini mencakup cara-cara berpikir, berperilaku, dan berinteraksi antara sesama karyawan, maupun dengan pihak luar perusahaan. Budaya perusahaan, menurut Schein (2010), terbagi menjadi 3 level: artifacts, espoused beliefs and values, and basic underlying assumptions. 

3 Artifacts Budaya Kerja

Oleh karena itu, ada bagian dari budaya perusahaan yang terlihat jelas bahkan oleh pihak luar perusahaan, seperti:

  • Seragam
  • Jam masuk & pulang
  • Desain Kantor

Namun ada juga aspek yang tidak bisa dilihat secara langsung tapi bisa terlihat dari kegiatan sehari-hari akibat dari adanya kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh para karyawannya, seperti:

  • Panggilan kepada atasan
  • Rutinitas
  • Kegiatan kantor

Ada pula bagian dari budaya yang terdalam, perwujudan dari asumsi mendasar yang sangat sulit untuk dilihat namun dapat muncul dalam bentuk-bentuk sebagai berikut:

  • Bagaimana manajemen mengambil keputusan
  • Gaya komunikasi dengan sesama karyawan
  • Dari mana munculnya ide-ide dan inovasi

 

Lalu apa kaitannya dengan pelamar? Jawabannya adalah: kecocokan atau cultural-fit. Rekruter akan melihat apakah sikap dan gaya kerja kita cocok dengan budaya perusahaan. Begitu pula sebaliknya, kita perlu memperhatikan apakah budaya perusahaan cocok dengan preferensi kita, supaya kita bisa merasa nyaman dan berkinerja optimal di lingkungan kerja yang baru. Bahkan, studi oleh HBR (Harvard Business Review) menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki cultural-fit yang kuat dengan karyawan dapat meningkatkan tingkat retensi karyawan hingga 54% lebih tinggi dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki cultural-fit yang kuat.

Memaksakan diri untuk masuk ke perusahaan yang tidak cocok dengan karakter dan nilai-nilai diri kita akan berakibat kinerja yang tidak maksimal, perasaan tidak nyaman, dan akhirnya berujung pada keputusan mundur/resign atau gangguan kesehatan mental. Studi dari Robert Half menunjukkan bahwa sekitar 48% karyawan yang keluar dari pekerjaannya karena tidak cocok dengan budaya perusahaan. Bagi perusahaan, ini juga sangat merugikan karena akan membutuhkan waktu dan budget tambahan untuk proses rekrutmen ulang, dan juga mengganggu dinamika tim dan kinerja perusahaan secara keseluruhan, terutama untuk perusahaan dengan skala yang lebih kecil.

Budaya Kerja Start-up vs Korporat

Perbedaan budaya perusahaan bisa sangat terasa oleh karyawan, seperti perbedaan antara start-up dan korporat. Beberapa contoh perbedaan antara budaya start-up dan korporat:

 
Dinamika kerja

Start-up biasanya lebih dinamis dan memiliki siklus kerja yang cepat. Sebaliknya, korporat yang sudah besar akan memiliki aturan dan prosedur yang lebih ketat, sehingga membutuhkan waktu lebih lama menjalankan pekerjaan maupun untuk megajukan ide-ide baru.

 
Job description

Pekerjaan di start-up lebih luas, bisa mencakup job description beberapa fungsi sekaligus, sedangkan korporat biasanya memiliki cakupan pekerjaan yang lebih untuk masing-masing jabatan.

 
Fleksibilitas

Start-up juga biasanya lebih fleksibel baik dari sisi waktu dan lokasi kerja, lebih banyak yang menjalankan praktik WFH (Work from Home) maupun WFA (Work from Anywhere). Sedangkan, kebanyakan perusahaan besar memiliki lokasi kantor yang sudah ditentukan dan jam kerja yang lebih rigid.

 

Keberagaman Budaya Kerja Lainnya

Tidak hanya start up dan korporat, semua perusahaan sebenarnya memiliki budaya yang sangat berbeda antara satu dan lainnya. Pemerintahan, institusi pendidikan, BUMN, lembaga konsultan, retail, properti, semua memiliki budaya yang berbeda-beda. Terlebih lagi jika perusahaan tersebut memiliki lingkungan kerja multikultural atau berasal dari berbagai negara. Sebagai contoh, dalam institusi pendidikan di Jepang, budaya kerja yang dijunjung tinggi adalah pendidikan yang berkualitas, inovasi, dan pelayanan prima kepada siswa. Sementara itu, pada lembaga konsultan dari Amerika, budaya kerja yang dijunjung tinggi adalah akurasi, kualitas, individualisme, dan solusi yang tepat dan terbaik bagi klien.

Saat melamar pekerjaan, memahami budaya kerja perusahaan sangat penting. Kamu dapat mencari tahu budaya kerja tersebut melalui situs web perusahaan, media sosial, atau wawancara dengan karyawan saat proses rekrutmen. Pastikan kamu mencari tahu nilai-nilai, norma, dan aturan-aturan yang berlaku di perusahaan tersebut. Dengan memahami budaya kerja perusahaan, kamu dapat menentukan apakah perusahaan tersebut cocok dengan preferensi dan nilai-nilaimu, serta dapat menyesuaikan diri dengan baik dalam lingkungan kerja yang baru. Dengan begitu, kamu akan merasa nyaman dan bisa bekerja dengan produktif serta memberikan kontribusi yang lebih optimal bagi perusahaan.

 

Sumber:


Schein, E. (2010). Organizational culture and leadership. San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Harvard Business Review. (2017). Cultural Fit in the Workplace: A Literature Review. https://hbr.org/resources/pdfs/comm/achievers/hbr_achievers_report_sep16.pdf

 

Memahami Perbedayaan Budaya Kerja dari Berbagai Negara

Dalam era globalisasi, bekerja dengan rekan kerja dari berbagai negara menjadi semakin lazim. Hal ini menuntut kita untuk dapat berinteraksi dengan orang yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda-beda. Agar dapat berkomunikasi dengan efektif, tentunya kita perlu memiliki keterampilan berbahasa Inggris yang mumpuni. Bahkan lebih baik lagi jika kita menguasai Bahasa lokal di negara tersebut, seperti Bahasa Jepang atau Bahasa Korea. Namun selain itu, memahami perbedaan budaya kerja dari berbagai negara tersebut juga tidak kalah penting untuk memastikan komunikasi yang kita lakukan dapat diterima dengan baik. 

Setiap negara memiliki kebiasaan, norma, kepercayaan, dan nilai yang berbeda-beda. Misalnya, di beberapa negara seperti Jepang, menghormati senior sangatlah penting. Sedangkan di negara lain seperti Amerika Serikat, kesetaraan antara senior dan junior lebih diutamakan. Memahami perbedaan ini sangat penting dalam membangun hubungan kerja yang baik dan menghindari konflik.

Selain itu, memahami perbedaan budaya juga dapat membantu kita dalam memahami cara kerja dan gaya berbicara rekan kerja dari berbagai negara. Misalnya, di negara Asia Timur, kerja sama dan harmoni sangat dihargai. Hal ini tercermin dalam penekanan pada bahasa tubuh yang sopan dan ekspresi wajah yang netral. Sementara di negara Barat, kerja sama dan harmoni juga dihargai, tetapi individualitas dan otonomi juga diutamakan. Oleh karena itu, gaya berbicara dan cara kerja di negara Barat cenderung lebih langsung dan terbuka.

Pentingnya Memahami dan Menghargai Perbedaan Budaya

Memahami perbedaan budaya bukanlah satu-satunya hal yang penting. Kita juga harus menghargai perbedaan tersebut. Menghargai perbedaan budaya berarti menghormati kebiasaan, norma, dan nilai yang berbeda-beda dari rekan kerja kita. Ini dilakukan dengan cara menghindari perilaku yang dapat disalahartikan atau menyinggung rekan kerja kita. Sebaliknya, kita juga harus bersedia untuk belajar dan menghargai kebiasaan, norma, dan nilai dari rekan kerja kita.

Etiket bisnis juga merupakan bagian dari budaya yang penting untuk dipahami. Hal ini termasuk cara berpakaian, sopan santun, dan cara bertindak dalam situasi tertentu. Di beberapa negara, seperti di Jepang, bisnis biasanya diawali dengan salam dan tata cara yang formal, sementara di negara lain, seperti Amerika Serikat, bisnis bisa dimulai dengan perbincangan santai. Memahami etiket bisnis yang sesuai dapat meningkatkan profesionalisme dalam interaksi dengan rekan kerja dari negara lain.

Menghargai perbedaan budaya juga dapat membantu kita dalam membangun hubungan kerja yang baik dan saling menghormati. Hal ini penting, karena hubungan kerja yang harmonis dan saling menghormati akan meningkatkan produktivitas dan kinerja tim. Selain itu, menghargai perbedaan budaya juga dapat meningkatkan kemampuan kita dalam beradaptasi dengan lingkungan kerja yang berbeda-beda.

Tips untuk bisa lebih memahami perbedaan budaya

Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk memahami dan menghargai perbedaan budaya dalam interaksi dengan rekan kerja dari berbagai negara, antara lain:

  1. Mempelajari bahasa asing, termasuk bahasa-bahasa informal yang sering digunakan sehari-hari dan juga idiom dari masing-masing negara. Idiom adalah ungkapan yang memiliki makna khusus dalam suatu bahasa dan budaya. Dengan memahami arti dari berbagai idiom dari negara tertentu seperti Amerika dan Australia, kamu bisa lebih memahami maksud yang disampaikan rekan kerjamu walaupun mereka tidak menggunakan bahasa yang tepat harfiahnya.
  2. Belajar tentang budaya dan kebiasaan dari negara rekan kerja kita. Ini dapat dilakukan dengan membaca buku, artikel, atau sumber informasi lainnya tentang kebudayaan negara tersebut. Kita juga bisa mengikuti kursus, seminar, atau pelatihan mengenai keberagaman budaya. Salah satunya adalah memahami budaya Jepang melalui artikel ini.
  3. Bertanya langsung kepada rekan kerja tentang kebiasaan dan budaya dari negara mereka. Hal ini dapat meningkatkan pemahaman kita tentang kebiasaan dan budaya mereka, serta menunjukkan bahwa kita menghargai perbedaan budaya. Hal ini juga bisa membuka percakapan dan mencairkan suasana untuk membangun hubungan yang lebih baik dengan kerja kerja tersebut.
  4. Bersikap terbuka dan berusaha untuk memahami perspektif dan sudut pandang dari rekan kerja kita. Ini dapat membantu kita dalam membangun hubungan kerja yang saling menghormati dan memperkuat kerja tim. Yang perlu diingat, tidak ada budaya yang salah atau benar, yang ada hanyalah keberagaman.

Memahami perbedaan budaya sangat penting dalam interaksi dengan rekan kerja dari berbagai negara. Hal ini dapat membantu kita dalam membangun hubungan kerja yang baik. Namun, memahami saja tidaklah cukup. Kita juga harus menghargai perbedaan budaya dan bersedia untuk belajar dan menghargai kebiasaan, norma, dan nilai dari rekan kerja kita. Dengan demikian, kita dapat bekerja dengan efektif dan sukses dalam lingkungan kerja yang semakin global.