Stigma Tato di Jepang: Memahami Realitas Budaya Kerja Jepang

Pernahkah kamu terpikir untuk bekerja di Jepang? Negeri sakura ini terkenal dengan budaya yang unik dan peluang kerja yang menarik. Tapi, tahukah kamu bahwa stigma tato di Jepang bisa menjadi hambatan untuk mendapatkan pekerjaan di sana?

Yup, stigma negatif terhadap tato di Jepang masih melekat hingga saat ini. Berbeda dengan budaya Barat yang menganggap tato sebagai seni, di Jepang tato sering dikaitkan dengan Yakuza (mafia Jepang) dan dianggap tidak profesional.

Sejarah Singkat Tato di Jepang:

  • Zaman Jomon-Nara (300 SM – 794): Tato digunakan sebagai ritual keagamaan, identitas sosial, hukuman, penanda profesi seperti pemadam kebakaran serta menjadi sarana untuk menandai seseorang yang telah sembuh dari penyakit.
  • Zaman Edo (1603-1868): Di zaman ini berkembang tato tradisional jepang yang disebut irezumi. Irezumi adalah bentuk tato yang menggambarkan hewan, tumbuhan atau pemandangan alam. Di Zaman ini juga Yakuza (anggota kriminal Jepang) mengadopsi tato irezumi sebagai simbol keberanian, mereka sering kali memiliki tato yang menutupi sebagian besar atau seluruh tubuh mereka. Tato ini menunjukkan bahwa mereka adalah anggota yakuza dan harus diperlakukan dengan hormat.
  • Zaman Meiji (1868-1912): Pemerintah Jepang melarang tato pada masa ini. Pemerintah Meiji berusaha untuk modernisasi Jepang dan menghilangkan praktik-praktik yang dianggap ketinggalan zaman, termasuk tato. Tato dilarang di sekolah, tempat kerja, dan fasilitas umum.
  • Zaman Showa-Heisei-Modern: Meskipun penerimaan tato telah meningkat di Jepang, masih ada stigma yang melekat pada tato, terutama tato yakuza. Tato yakuza sering kali dikaitkan dengan kriminalitas dan kekerasan. Akibatnya, orang-orang dengan tato yakuza mungkin akan kesulitan mendapatkan pekerjaan di beberapa industri, seperti keuangan, jasa, dan pemerintahan.

Alasan Larangan Tato Bekerja di Jepang:

  • Dianggap tidak profesional: Tato sering dilihat sebagai ekspresi diri yang eksentrik dan vulgar, yang tidak sesuai dengan citra profesional yang diharapkan di tempat kerja. Di beberapa industri, seperti keuangan dan layanan pelanggan, tato dikhawatirkan dapat membuat pelanggan tidak nyaman atau menimbulkan keraguan tentang kredibilitas perusahaan.
  • Keterkaitan dengan Yakuza: Tato Yakuza sering kali rumit dan penuh simbolisme, yang dapat menimbulkan rasa takut dan stigma negatif. Orang dengan tato yang terlihat seperti tato Yakuza dapat mengalami diskriminasi dan prasangka di tempat kerja dan di kehidupan sehari-hari. Kurangnya pemahaman tentang budaya Yakuza dapat menyebabkan orang-orang secara keliru mengasosiasikan semua tato dengan kriminalitas dan kekerasan.
  • Tradisi dan norma sosial: Budaya Jepang dipengaruhi oleh Konfusianisme, yang menekankan kesopanan dan kesederhanaan. Tato, terutama tato besar dan mencolok, dapat dilihat sebagai pelanggaran norma-norma ini. Generasi yang lebih tua di Jepang mungkin memiliki pandangan yang lebih konservatif terhadap tato dan melihatnya sebagai sesuatu yang tidak pantas.

Bagaimana jika sudah memiliki tato?

Sebenarnya Memiliki tato di Jepang bukanlah penghalang utama untuk Kamu bisa diterima di masyarakat Jepang. Jarang terjadi komentar-komentar buruk dari masyarakat Jepang, maupun orang-orang yang lari ketakutan saat melihat tato. Namun, yang kerap akan terjadi biasanya orang-orang akan melirik tato kalian, tidak jauh berbeda dari tatapan ingin tahu yang biasa diterima saat menjadi orang asing di negara lain. Secara profesional, memang masih banyak perusahaan yang tidak menerima pekerja yang sudah bertato, terutama untuk visa Tokutei Ginou dan juga untuk pemagangan.

Jika Kamu sudah terlanjur memiliki tato, masih ada cara yang bisa dilakukan agar Kamu bisa diterima kerja di Jepang. Jika perusahaan tidak menuliskan persyaratan tidak boleh bertato, Kamu masih bisa pertimbangkan menutupi tato saat melamar pekerjaan di perusahaan tersebut. Namun jika memang sudah tertulis dalam persyaratan, baiknya Kamu memang tidak melamar ke perusahaan itu, atau Kamu bisa mempertimbangkan menghapus tatomu dengan laser removal. Kamu juga dapat menghubungi perusahaan yang akan di lamar untuk menanyakan kebijakan mereka tentang tato. Namun demikian, fokuslah pada kualifikasi dan pengalaman kerja. Tunjukkan profesionalisme dan etos kerja yang baik, maka masih banyak perusahaan di Jepang yang masih membuka kesempatan bagi Kamu yang bertato.

Ingin Persiapan Matang Bekerja di Jepang?

Jika Kamu berminat untuk kerja di Jepang, KitaCakap bisa membantu Kamu mempersiapkan diri lho! Ikuti program Siap ke Jepang  dan dapatkan bimbingan profesional, pelatihan bahasa, dan peluang kerja terbaik di Jepang!

Daftar Sekarang di sini: https://kitacakap.id/program-jepang/ 

5 Jurus Jitu Mempersiapkan Diri untuk Menaklukan JLPT

Jepang, negeri sakura yang memesona, selalu memikat hati banyak orang. Tak hanya budayanya yang kaya, peluang karir dan pendidikan di sana pun tak kalah menarik. Mengantongi sertifikat JLPT (Japanese Language Proficiency Test) menjadi salah satu kunci untuk membuka gerbang mimpimu di Negeri Matahari Terbit ini.

JLPT, sang penjaga gerbang, terkenal dengan reputasinya yang menantang. Tapi jangan khawatir! Artikel ini akan membantumu menguasai 5 jurus rahasia untuk menjinakkan JLPT dan mengantarkanmu menuju puncak kemampuan bahasa Jepangmu.

Jurus Pertama: Temukan Musuhmu dan Buat Perencanaan

Seperti yang dikatakan oleh Sun Tzu dalam “The Art of War”, “Jika kamu mengenal musuhmu dan mengenal dirimu sendiri, kamu tidak akan pernah dalam bahaya dalam seratus pertempuran.” Jadi, sebelum bertarung, kenali dulu musuhmu. Pahami format soal JLPT, mulai dari jenis soal, bobot nilai, hingga waktu pengerjaan. Pelajari peta kekuatan dan kelemahanmu, baik dalam aspek kemampuan membaca (読解), mendengarkan (聴解), ** tata bahasa (文法・語彙)**, maupun kanji (漢字).

Persiapkan dirimu dengan merencanakan waktu belajarmu dengan bijak. Tentukan jadwal belajar yang konsisten, tetapi jangan lupakan untuk menyisihkan waktu untuk istirahat dan hiburan. Perencanaan yang matang akan membantumu tetap fokus dan termotivasi.

Jurus Kedua: Latihan Menempa Kemampuan

Seperti samurai yang mengasah pedangnya, kamu pun perlu mengasah kemampuanmu. Gunakan berbagai sumber latihan, jangan terpaku pada satu sumber belajar saja. Manfaatkan berbagai jenis materi belajar, seperti buku soal JLPT, aplikasi belajar bahasa Jepang, dan website latihan online. Setiap sumber belajar memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dengan menggabungkan beberapa sumber, kamu akan mendapatkan sudut pandang yang lebih luas dan memperdalam pemahamanmu. Jika perlu, ikuti kelas persiapan JLPT untuk mendapatkan panduan dan strategi yang lebih terarah.

Bagian listening dan speaking seringkali menjadi tantangan bagi banyak orang yang mempersiapkan diri untuk JLPT. Oleh karena itu, jangan lupakan untuk rutin berlatih mendengarkan dan berbicara dalam bahasa Jepang. Dengarkan podcast, tonton film atau acara televisi Jepang, dan berani berbicara dengan orang lain dalam bahasa Jepang. Praktek ini akan membantumu merasa lebih percaya diri saat menghadapi bagian listening dan speaking dalam ujian.

Jurus Ketiga: Perhatikan Teknik Mengerjakan Soal JLPT

Mengetahui teknik-teknik mengerjakan soal dengan efisien juga sangat penting dalam menghadapi JLPT. Pelajari pola soal yang sering muncul dalam setiap level JLPT, dan cari strategi terbaik untuk menyelesaikannya dengan cepat dan tepat. Memahami instruksi soal dengan baik juga merupakan kunci, jadi pastikan untuk membaca dengan cermat sebelum menjawab. Pelajari tata bahasa dengan tekun dan pahami pola-pola kalimat yang sering muncul dalam soal JLPT.

Jurus Keempat: Evaluasi dan Perbaiki Kekurangan

Hal yang tidak kalah pentingnya adalah secara teratur mengevaluasi kemajuanmu dan mengidentifikasi kelemahanmu. Lakukan ujian praktek secara berkala untuk mengetahui seberapa baik pemahaman dan keterampilan bahasa Jepangmu. Setelah mengetahui kelemahanmu, fokuslah untuk memperbaikinya dengan lebih intensif. Akan lebih baik lagi jika ada rekan atau guru yang bisa membantumu mengidentifikasi kekurangan dan memperbaikinya. Ingatlah bahwa kegagalan dalam ujian praktek adalah bagian dari proses pembelajaran, dan jangan pernah menyerah!

Jurus Kelima: Kendalikan Rasa Cemas, Percaya Diri dan Pantang Menyerah

Rasa cemas bagaikan racun yang melemahkan kekuatanmu. Lakukan teknik relaksasi dan meditasi untuk mengendalikan rasa cemas. Tidur yang cukup dan makan makanan bergizi juga penting untuk menjaga stamina dan fokusmu.

Percayalah pada kemampuanmu! Yakinkan diri bahwa kamu bisa menaklukkan JLPT. Pantang menyerah dan teruslah berlatih. Ingatlah bahwa ketekunan dan motivasi adalah kunci utama kesuksesan.

 

Mari Taklukkan JLPT Bersama!

Dengan persiapan yang matang dan strategi yang tepat, kamu pasti bisa menaklukkan JLPT dan membuka peluangmu di Jepang, baik untuk sekolah maupun bekerja. Gunakan 5 jurus rahasia ini dan jadilah master bahasa Jepang!

Ingatlah: “Ketekunan dan motivasi adalah kunci utama kesuksesan.”

Bekerja di Perusahaan Jepang di Indonesia

Tahukah kamu bahwa bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia bisa menjadi langkah cerdas untuk mengembangkan kariermu?Jepang terkenal dengan budaya kerjanya yang unik, perpaduan sempurna antara tradisi dan modernitas. Di era digital ini, perusahaan Jepang di Indonesia menawarkan peluang karir yang menarik bagi generasi muda yang ingin mengembangkan diri sambil merasakan atmosfer kerja ala Negeri Sakura.

Dalam artikel ini, kita akan membahas mengapa bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia memiliki banyak keuntungan, proses rekrutmen yang perlu kamu ketahui, serta tips penting untuk melamar dengan sukses. Siap untuk memulai petualangan kariermu? Yuk, simak informasi selengkapnya!

Keuntungan Bekerja di Perusahaan Jepang

Membuka pintu gerbang kariermu dengan bekerja di perusahaan Jepang di Indonesia membawa banyak keuntungan.

Gaji dan Kesejahteraan yang Kompetitif:

Perusahaan Jepang terkenal dengan gaji dan kesejahteraan karyawannya yang kompetitif. Kamu bisa mendapatkan gaji yang sepadan dengan kemampuan, serta berbagai tunjangan seperti kesehatan, pensiun, dan lainnya. Selain itu, banyak perusahaan Jepang memberikan allowance khusus bagi para pekerjanya yang bisa berbahasa Jepang. Itu artinya, selain mendapatkan gaji pokok yang memadai, kamu juga bisa mendapatkan tambahan yang menggiurkan hanya dengan meningkatkan kemampuan berbahasa Jepangmu!

Peluang Karir yang Jelas:

Perusahaan Jepang memiliki sistem karir yang jelas dan terstruktur. Kamu bisa meniti karir dengan jenjang yang terarah dan kesempatan untuk promosi yang terbuka. Contohnya, PT Astra Honda Motor memiliki program “Honda Career Path” yang memberikan panduan karir yang jelas bagi karyawannya. PT Yamaha Motor Manufacturing Indonesia memiliki program “Rotation” yang memberikan kesempatan bagi karyawan untuk bekerja di berbagai departemen, sehingga mendapatkan pengalaman kerja dan kesempatan karir yang luas.

Pelatihan dan Pengembangan Diri:

Perusahaan Jepang sangatlah memperhatikan pengembangan diri para karyawannya。Kamu akan mendapatkan berbagai pelatihan dan pengembangan diri untuk meningkatkan skill dan pengetahuanmu. Contohnya, PT Panasonic Gobel Indonesia memiliki “Panasonic Learning Center” yang menyediakan berbagai program pelatihan bagi karyawannya. Contoh lainnya adalah program “Mentorship” di PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mendapatkan bimbingan dari karyawan senior yang lebih berpengalaman. Ada juga program “Scholarship” di PT Denso Indonesia yang emberikan beasiswa bagi karyawan yang ingin melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Budaya Kerja yang Disiplin dan Etos Kerja Tinggi:

Bekerja di perusahaan Jepang akan membantumu mengembangkan disiplin dan etos kerja yang tinggi. Orang Jepang terkenal dengan perhatiannya terhadap kualitas, ketepatan waktu dan juga akurasi dalam bekerja. Nilai-nilai ini tentunya akan bermanfaat dalam karirmu di masa depan.

Teknologi yang maju:

Perusahaan Jepang dikenal dengan prosedur yang baik dan teknologi canggih. Dengan bergabung di perusahaan ini, kamu tidak hanya mendapat pengalaman kerja yang berharga, tetapi juga kesempatan untuk belajar dan berinovasi dengan teknologi terkini. Ini adalah langkah besar dalam mengembangkan keterampilanmu di dunia yang terus berubah ini.

Proses Rekrutmen di Perusahaan Jepang

Proses rekrutmen di perusahaan Jepang biasanya berlangsung secara ketat namun transparan. Mereka cenderung memiliki prosedur yang baik dan menggunakan teknologi canggih dalam proses rekrutmen mereka. Berikut adalah beberapa tahapan yang umumnya dilalui dalam proses rekrutmen di perusahaan Jepang:

Seleksi Berkas:

Tahapan awal dalam proses rekrutmen adalah seleksi berkas. Di tahap ini, perusahaan akan meninjau CV dan surat lamaran yang dikirimkan oleh para pelamar. Mereka akan mencari kualifikasi yang sesuai dengan posisi yang dibutuhkan serta keterampilan tambahan yang mungkin menjadi nilai tambah, seperti kemampuan bahasa Jepang dan pengalaman kerja terkait. Di sini, jika Kamu sudah memiliki sertifikat seperti JLPT (Japanese Language Proficiency Test) atau JFT-Basic (Japan Foundation Test for Basic Japanese), maka nilaimu sebagai kandidat akan meroket dan tentunya lebih disukai oleh perusahaan Jepang.

Tes Kemampuan:

Calon karyawan yang lolos tahap seleksi berkas kemudian akan mengikuti serangkaian tes kemampuan, termasuk tes tertulis dan tes praktis yang relevan dengan posisi yang dilamar. Tes ini dapat meliputi tes kompetensi atau tes teknis sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing.

Wawancara:

Tahap wawancara merupakan salah satu tahapan penting dalam proses rekrutmen di perusahaan Jepang. Biasanya, terdapat beberapa sesi wawancara dengan berbagai pihak, mulai dari HRD hingga manajer tim atau atasan langsung potensial. Wawancara ini bertujuan untuk menilai kepribadian, kemampuan komunikasi, motivasi, dan kesesuaian kandidat dengan budaya perusahaan. Dalam beberapa kasus, wawancara ini pun digunakan untuk memvalidasi kemampuan Bahasa Jepangmu.

Assessment Center:

Beberapa perusahaan Jepang juga menggunakan metode assessment center dalam proses rekrutmennya. Di sini, para calon karyawan akan diberikan serangkaian tugas dan permainan peran untuk mengevaluasi keterampilan mereka dalam berkolaborasi, berpikir kritis, dan menyelesaikan masalah.

Tes Kesehatan:

Sebelum akhirnya diterima sebagai karyawan, biasanya calon karyawan harus menjalani tes kesehatan untuk memastikan bahwa mereka dalam kondisi fisik dan mental yang baik untuk bekerja.

Proses rekrutmen di perusahaan Jepang memang cukup ketat, tetapi bagi mereka yang berhasil melewati semua tahapan ini, kesempatan untuk berkembang dan mencapai sukses dalam karier sangatlah besar. Jadi, siapkan dirimu dengan baik dan tunjukkan dedikasi serta kemampuanmu yang terbaik dalam setiap tahapan proses rekrutmen.

Tips Melamar di Perusahaan Jepang

Untuk sukses melamar di perusahaan Jepang, kamu perlu mempersiapkan dirimu dengan baik. Berikut beberapa tips yang bisa membantumu:

Kuasai Bahasa Jepang:

Kemampuan berbahasa Jepang adalah salah satu kunci kesuksesan dalam melamar di perusahaan Jepang. Pastikan untuk terus meningkatkan kemampuanmu dalam berbahasa Jepang, baik lisan maupun tulisan. Pelajari kosakata yang relevan dengan industri dan posisi yang kamu lamar. Hal ini akan menunjukkan kepada perusahaan bahwa kamu serius dan siap untuk beradaptasi dengan lingkungan kerja yang menggunakan bahasa Jepang. Jika perlu, kamu bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Jepangmu melalui kursus di KitaCakap. Temukan kursus yang sesuai dengan kebutuhanmu dan mulailah langkah menuju kesuksesan kariermu sekarang juga!

Pahami Budaya Perusahaan:

Sebelum mengikuti wawancara, luangkan waktu untuk mempelajari budaya dan nilai-nilai perusahaan yang kamu lamar. Perusahaan Jepang cenderung menghargai kesetiaan, dedikasi, dan kerja tim. Tunjukkan bahwa kamu memahami dan siap untuk mengadopsi budaya perusahaan tersebut dalam gaya kerjamu.

Siapkan CV dan Surat Lamaran yang Menarik, sesuaikan dengan kebutuhan perusahaan:

Pastikan CV dan surat lamaranmu menonjolkan keterampilan, pengalaman, dan prestasi yang relevan dengan posisi yang kamu lamar. Sesuaikan isi dan formatnya dengan kebutuhan perusahaan. Jangan lupa untuk menyoroti kemampuan Bahasa Jepangmu secara jelas dan menarik. Jika memiliki sertifikat JLPT atau JFT-Basic, jangan lupa untuk dilampirkan dalam CV-mu.

Latihan Wawancara:

Persiapkan dirimu dengan baik untuk menghadapi wawancara. Latihanlah pertanyaan-pertanyaan umum yang mungkin diajukan dalam wawancara, serta pertanyaan khusus yang berkaitan dengan posisi yang kamu lamar. Praktekkan juga kemampuan berkomunikasi dan menjelaskan pengalaman kerjamu dengan jelas dan meyakinkan. Semakin percaya dirimu dalam menjawab pertanyaan dengan tepat, semakin besar peluangmu untuk berhasil. Dalam beberapa kasus, wawancara dapat dilakukan dalam Bahasa Jepang. Jika Kamu bisa menjalaninya dengan baik, tentu hal ini akan menjadi nilai plus dan meningkatkan kemungkinanmu untuk diterima.

Dengan mengikuti tips-tips di atas, kamu akan lebih siap dan percaya diri dalam melamar di perusahaan Jepang. Tunjukkan dedikasimu, kemampuan Bahasa Jepangmu, dan kesiapanmu untuk beradaptasi dengan budaya perusahaan. Siapkan dirimu dengan baik dan percayalah bahwa kesempatan karier yang menarik menunggumu di depan sana!

Sudah siap untuk melangkah lebih jauh?

Jadi, apa langkah yang bisa kamu ambil sekarang untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi peluang bekerja di perusahaan Jepang? Salah satunya adalah dengan mengembangkan kemampuan Bahasa Jepangmu melalui kursus di KitaCakap. Dengan bimbingan ahli dan program yang disesuaikan, Kamu bisa mengejar impianmu untuk bekerja di perusahaan Jepang dengan percaya diri.

Siap untuk mengambil langkah berikutnya menuju kesuksesan kariermu? Jangan ragu untuk mendaftar kursus Bahasa Jepang di KitaCakap sekarang juga!

Ojigi: Seni Membungkuk dalam Budaya Jepang

Selain menguasai Bahasa Jepang, penting bagi pekerja di perusahaan Jepang maupun tenaga kerja asing yang bekerja di Jepang untuk memahami budaya kerja sehari-hari di negara ini. Salah satu budaya yang penting adalah Ojigi, atau seni membungkuk. Seringkali terlihat dalam anime, dorama, atau video Jepang, praktik membungkuk sebelum berpisah menjadi gambaran lumrah dalam interaksi sehari-hari di kota-kota besar seperti Tokyo. Dalam Budaya Jepang, Ojigi bukanlah sekadar tindakan fisik, tapi juga simbol penghormatan masyarakat Jepang satu sama lain.

Jejak Sejarah dan Makna Ojigi

Pada abad ke-3, Jepang mulai menyerap pengaruh dari Tiongkok, termasuk dalam aspek etika sosial dan tata krama. Budaya membungkuk menjadi salah satu nilai yang diperkenalkan dari ajaran Buddha. Ketika konsep agama Buddha meresap ke dalam masyarakat Jepang, praktik ini menjadi lambang status sosial, menggambarkan sikap hormat dan pengakuan atas derajat dan kedudukan orang lain.

Ojigi bukan sekadar gerakan fisik semata, tetapi memiliki makna mendalam dalam penghormatan dan kesopanan. Ajaran Buddha mengajarkan tentang pentingnya penghormatan terhadap orang lain, baik itu secara hierarkis maupun dalam konteks sosial. Membungkuk dianggap sebagai lambang kesopanan, penghargaan, dan kesederhanaan.

Selain itu, praktik membungkuk ini juga menjadi cara untuk menunjukkan bahwa seseorang bukanlah ancaman. Dalam konteks interaksi sosial, membungkuk merupakan cara untuk menunjukkan rasa hormat dan penghormatan kepada orang yang memiliki derajat atau posisi yang lebih tinggi.

Beragam Fungsi Ojigi di Zaman Modern

Seiring berjalannya waktu, budaya membungkuk telah mengalami evolusi dan diversifikasi dalam konteks penggunaannya. Di era modern, praktik ojigi memiliki beragam fungsi. Tidak hanya sebagai tanda penghormatan atau kesopanan, tapi juga sebagai sarana komunikasi non-verbal yang meluas. Dalam kehidupan sehari-hari, ojigi tidak hanya terlihat dalam konteks formal seperti di tempat kerja atau dalam upacara keagamaan, tapi juga dalam situasi-situasi santai atau interaksi sosial biasa.

Praktik ini menjadi bagian integral dalam budaya Jepang yang menggambarkan nilai-nilai seperti kesopanan, rasa hormat, dan kehormatan terhadap orang lain. Meskipun mungkin tampak sederhana, ojigi merupakan bagian penting dari identitas budaya Jepang yang berasal dari akar sejarah yang kaya dan ajaran yang menghargai nilai-nilai sosial. Ritual ini terlihat dalam olahraga sumo, upacara keagamaan, hingga permintaan maaf dalam tingkatan yang berbeda.

Membaca Tingkatan Ojigi dalam Budaya Jepang

Ojigi dibagi dalam dua posisi: berdiri (Ritsurei) dan duduk (Zarei), masing-masing memiliki tiga tingkatan berbeda dalam intensitas membungkuk.

  • Ritsurei:

    • Eshaku ( 会釈 ) – 15 derajat: Untuk ucapan terima kasih atau salam di kantor. Jenis bungkukkan ini digunakan pada saat bertemu dengan teman kerja di kantor untuk memberi salam atau ucapan terima kasih atas kerja keras selama dalam bekerja, atau bisa juga pada saat pertama kali bertemu dengan seseorang.
    • Keirei ( 敬礼 ) – 30 derajat: Digunakan dalam berterima kasih atau salam di ruang lingkup perusahaan. Jenis bungkukkan ini sering dijumpai dan digunakan pada saat berterima kasih kepada seseorang, pada saat berkenalan dan juga digunakan oleh pegawai toko untuk menyapa para pelanggan. Selain itu sering digunakan pada ruang lingkup perusahaan
    • Saikeirei ( 最敬礼 ) – 45 derajat: Bentuk paling formal, digunakan untuk permintaan maaf resmi atau salam hormat kepada yang lebih tinggi, seperti atasan atau Kaisar. Jenis Ojigi ini adalah yang paling formal, digunakan untuk permintaan maaf resmi, meminta bantuan, salam hormat kepada orang yang lebih tinggi derajat atau jabatan, dan orang yang dihormati, seperti mertua, atasan, rekan bisnis serta Kaisar. Paling banyak dijumpai pada zaman dahulu, dalam kehidupan Istana kekaisaran.
  • Zarei:

    • Zarei yaitu salah satu jenis Ojigi yang dilakukan dalam keadaan duduk. Jenis Ojigi ini jarang digunakan, biasanya hanya digunakan untuk acara keagamaan seperti dalam beribadah atau acara-acara bela diri. Ada juga digunakan dalam bentuk permintaan maaf, apabila sudah melakukan kesalahan besar. Zarei biasanya dilakukan pada zaman dahulu, sebagai bentuk penghormatan kepada Raja atau Kaisar.

Menerapkan Ojigi dalam Lingkungan Kerja

Meski aturan ojigi mungkin sulit dipelajari sepenuhnya, penting untuk memahami konteks dan intensitas yang tepat. Di lingkungan korporat, penggunaan ojigi sangatlah penting, karena memberikan sinyal tentang tingkat penghargaan, status, dan kesopanan. Semakin formal atau tinggi kedudukan lawan bicara, semakin dalam dan lama ojigi dilakukan. Ojigi yang dangkal mungkin terasa kurang sopan atau kurang menghargai situasi tertentu.

Ojigi juga merupakan simbol penghormatan yang mendalam. Hal ini menunjukkan kesediaan untuk mengakui kedudukan atau kelebihan orang lain. Dalam konteks perusahaan, penggunaan ojigi mencerminkan etika kerja yang kuat dan kesediaan untuk mempertahankan hubungan yang harmonis. Bagi orang asing atau mereka yang baru belajar budaya Jepang, memahami dan memperhatikan tanda-tanda non-verbal seperti ojigi akan membantu dalam berinteraksi dengan lebih baik di lingkungan kerja.

Penting untuk diingat bahwa budaya tidaklah statis. Meskipun aturan ojigi tampak kompleks, ada juga fleksibilitas dalam adaptasinya. Orang Jepang umumnya menghargai upaya dari orang asing untuk memahami dan menghormati budaya mereka. Keinginan untuk belajar dan menghormati nilai-nilai budaya akan dihargai meskipun tidak sempurna.

Kesimpulan

Ojigi bukan sekadar gestur, tapi representasi dari nilai penghormatan dan kesopanan yang dalam dalam budaya Jepang. Penggunaannya dalam konteks profesional menandakan kesediaan untuk menjaga etika kerja yang baik, membangun hubungan yang harmonis, dan menunjukkan kesopanan serta penghargaan terhadap kolega atau atasan.

Meskipun sulit untuk sepenuhnya memahaminya, kesadaran akan praktik ini akan membantu berinteraksi dengan lebih baik di lingkungan kerja Jepang. Mempelajari dan memahami ojigi memungkinkan seseorang untuk berintegrasi dengan lebih baik dalam lingkungan kerja Jepang, membantu menjalin hubungan yang baik, dan membangun citra profesional yang positif di mata kolega dan rekan bisnis.

Percakapan Bahasa Inggris di Lingkungan Kantor – Do’s & Dont’s

Sebagai generasi baru di dunia kerja, kita seringkali menemui situasi yang memerlukan penggunaan Bahasa Inggris di kantor. Baik itu dalam rapat, email, atau percakapan sehari-hari, penggunaan Bahasa Inggris sangatlah penting untuk membantu kita berkomunikasi dengan baik. Bahkan, keterampilan Bahasa Inggris ini bisa membantu kita mengembangkan diri dan meningkatkan karir.

Sayangnya, banyak dari kita yang tidak menyadari bahwa komunikasi dalam Bahasa Inggris bukan hanya memerlukan pengetahuan bahasa saja, tetapi juga tentang norma dan kesadaran terhadap perbedaan budaya. Untuk menjaga komunikasi yang baik dan menghindari masalah karena perbedaan kultur, ikuti panduan do’s & dont’s berikut ini.

Do’s

  1. Mulailah percakapan dengan Topik Netral

    Memulai dengan topik netral membantu menciptakan suasana yang nyaman dan tidak menekan. Ini memungkinkan semua orang merasa lebih terbuka untuk berkomunikasi tanpa merasa terdorong untuk memiliki pendapat yang kuat tentang topik yang sensitif.

    Misalnya, ketika memulai percakapan di kantor, kamu bisa membicarakan hal-hal seperti cuaca lokal yang sedang tidak biasa. Kita juga bisa membahas topik umum seperti tren industri terbaru atau acara non-politis yang sedang populer juga bisa menjadi pembuka yang baik.

    Contoh percakapan:

    Person A: “Good morning, everyone! How’s everyone feeling today?”
    Person B: “Morning! Did anyone catch the game last night? It was intense!”
    Person C: “Yeah, it was quite a match! By the way, has anyone seen that new show on Netflix?”

  2. Jadilah Pendengar yang Baik

    Mendengarkan dengan baik menunjukkan rasa hormat dan perhatian pada lawan bicara. Ini menciptakan hubungan yang lebih baik antara rekan kerja dan bisa membuka pintu untuk kolaborasi yang lebih baik dalam tim.

    Contohnya, ketika rekan kerjamu sedang menceritakan pengalaman bekerja di proyek baru, tunjukkan ketertarikan dengan mendengarkan dengan penuh perhatian. Berikan feedback positif, seperti “It’s really interesting how you handled that situation. How did you solve the problem?”

    Contoh percakapan:

    Person A: “I’ve been thinking about approaching the problem from this angle.”
    Person B: “That’s an interesting perspective. Could you elaborate on that?”
    Person A: “Sure, I think we could consider…”

  3. Buka Diri Terlebih Dahulu

    Membuka diri terlebih dahulu menciptakan suasana saling percaya dan terbuka. Ini membuat rekan kerja merasa lebih nyaman untuk berbagi, meningkatkan kolaborasi, dan membangun hubungan yang lebih baik di tempat kerja.

    Sebelum meminta saran atau berbagi pengalaman, kamu bisa membuka diri terlebih dahulu. Misalnya, “I’ve just finished a time management training, and it was really helpful. How about you? What are some tips you usually use to manage your time effectively?”

    Contoh percakapan:

    Person A: “I recently attended the leadership program from HR, and it was quite insightful. Are you going to join the program?”
    Person B: “Oh, that sounds interesting. I’ve been thinking about joining but I still have some concerns.”
    Person A: “What are your concerns? Maybe I can give you some tips.”

  4. Pelajari Istilah Kerja Umum

    Mengetahui kosakata khusus dalam pekerjaanmu membantu komunikasi yang lebih efektif. Ini memastikan bahwa semua orang mengerti dan meminimalkan kesalahpahaman yang mungkin timbul akibat perbedaan pemahaman istilah dalam percakapan Bahasa Inggris.

    Sebagai contoh, jika lingkungan kerjamu yang berfokus pada teknologi, penting untuk mengenal istilah-istilah seperti “sprint planning”, “user interface”, atau “bug fixing”.

    Contoh percakapan:

    Person A: “We need to focus on the UX/UI design for this app.”
    Person B: “Agreed. I’ll check with the dev team to ensure we’re aligned on the requirements.”

  5. Gunakan Bahasa Inggris yang Formal di Email Resmi

    Penggunaan bahasa formal dalam email resmi menunjukkan profesionalitas dan keseriusan. Ini penting karena email sering menjadi bagian penting dari komunikasi resmi dalam lingkungan kerja. Contohnya, “Dear Mr. Johnson, I am writing to follow up on the status of the project discussed in our meeting last Monday.” atau“Dear Team, I trust this email finds you well. I would like to follow up on our discussion during the quarterly presentation…”

  6. Praktikkan di Luar Kantor

    Melakukan latihan percakapan di luar kantor membantu memperluas kemampuan berbahasa Inggris. Ini memungkinkan seseorang untuk belajar dari berbagai sumber dan meningkatkan kepercayaan diri saat berinteraksi dengan rekan kerja yang beragam. Di luar kantor, kamu bisa mempraktikkan percakapan dalam Bahasa Inggris dengan bergabung dalam kelompok belajar atau mengikuti sesi diskusi online. Lebih bagus lagi jika Kamu bisa mengikuti kursus yang khusus membahas tentang Bahasa Inggris profesional.

Dont’s

  1. Membicarakan Topik Sensitif

    Menghindari topik sensitif, terutama dalam percakapan Bahasa Inggris dengan rekan kerja yang baru dikenal, dapat menjaga suasana yang profesional dan menyenangkan di lingkungan kerja. Hal ini mencegah konflik atau ketidaknyamanan yang tidak perlu di antara rekan kerja.

    Contoh:

    • Kurang baik: “What are your thoughts on the recent political situation?”
    • Lebih baik: “Have you been enjoying any interesting books or movies lately?”
  2. Berbicara tentang Diri Sendiri secara Berlebihan

    Percakapan yang seimbang memungkinkan kolaborasi dan pertukaran informasi yang lebih efektif di tempat kerja. Terlalu banyak berbicara tentang diri sendiri dapat menghalangi kesempatan untuk belajar dari orang lain.

    Contoh:

    • Kurang baik: “I did this and that, I achieved this and that…”
    • Lebih baik: “That’s an interesting approach. In my experience, I found that…”
  3. Menutup Diri

    Terbuka terhadap komunikasi membantu membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan memungkinkan pertumbuhan dalam keterampilan berbahasa Inggris.

    Contoh:

    • Kurang baik: “I’m not confident enough in my English.”
    • Lebih baik: “I’m still learning English and trying to improve. Do you have any tips or resources that have helped you?”
  4. Menggunakan Slang Terlalu Banyak

    Penggunaan slang yang berlebihan bisa mengurangi tingkat profesionalisme dalam komunikasi. Terutama jika dilakukan dalam konteks situasi formal seperti rapat kerja atau presentasi profesional. Hal ini bisa memengaruhi persepsi orang terhadap kredibilitas dan kemampuan seseorang.

    Contoh:

    • Kurang baik: “I’m super swamped with work and can’t keep up.”
    • Lebih baik: “I have a lot on my plate with various ongoing projects.”
  5. Melakukan Kesalahan Grammar yang Umum

    Kesalahan grammar yang terlalu banyak bisa mengaburkan pesan yang ingin disampaikan dan mengurangi kejelasan komunikasi. Selain itu, hal ini juga bisa menunjukan bahwa tingkat kemampuan Bahasa Inggrismu memang belum mumpuni.

    Contoh:

    • Salah: “He don’t seem to understand the project requirements.”
    • Benar: “He doesn’t seem to grasp the project requirements.”
  6. Takut Bertanya

    Bertanya adalah cara terbaik untuk memahami dan menghindari kesalahpahaman. Ini menunjukkan ketertarikan dan komitmen dalam komunikasi yang jelas.

    Contoh:

    • “I’d appreciate it if you could explain this concept a bit further. I want to ensure I fully understand it.”
    • “Could you please clarify this point for me? I want to make sure I’m on the same page.”

Bahasa Inggris di lingkungan kantor bukanlah hal yang menakutkan jika kita terbiasa dan berlatih. Selain memperkaya skill, penggunaan Bahasa Inggris yang baik juga membantu membangun profesionalisme dan meningkatkan karir di tempat kerja. Jadi, yuk, mari kita praktikkan dan terus belajar bersama KitaCakap. Who knows, it might open doors to new opportunities!

Budaya Korporasi Jepang: Mengenal Jouge Kankei

Dalam masyarakat Jepang, struktur hierarki yang kuat menekankan pentingnya hubungan berdasarkan usia, status sosial, posisi dalam pemerintahan, dan strata pekerjaan. Kesadaran akan posisi sosial menjadi ciri khas, termasuk pola senioritas yang mewarnai interaksi sosial dalam budaya korporasi Jepang.

Salah satu contohnya adalah hubungan senpai-kouhai yang mendasari pola senior-junior di Jepang. Seorang senpai (orang lebih senior) membimbing dan mengajar kouhai (orang lebih junior). Namun, dalam konteks pekerjaan, fokusnya beralih pada jouge kankei, hubungan atasan-bawahan dalam budaya korporasi Jepang.

Pentingnya Jouge Kankei dalam Koorporasi Jepang

Jouge kankei menuntut lebih dari sekadar keterampilan pekerjaan. Kamu juga harus cerdas dalam membangun hubungan dengan rekan kerja. Ketika berinteraksi dengan atasan (jooshi), senior (senpai), atau rekan seangkatan (doryo), kamu akan mengadaptasi perilaku dan komunikasi secara berbeda.

Dalam konteks ini, seorang senpai dalam perusahaan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih luas. Kehadirannya sangat penting bagi karyawan baru (shinnyuusha) yang dapat mempelajari etiket bisnis dan perilaku dengan meneladani senior di tempat kerja.

Penerapan Jouge Kankei dalam Lingkungan Kerja

Pegawai baru sering mengandalkan senior untuk mendapatkan informasi terkait tata cara kerja, hak libur, hingga tata tertib yang harus diikuti. Ketika mendapat bantuan, mereka juga memiliki tanggung jawab untuk berterima kasih dengan membawa oleh-oleh (omiyage) sebagai ungkapan terima kasih.

Penting untuk diingat, prinsip loyalitas dan tanggung jawab yang tinggi merupakan bagian dari nilai Bushido. Karyawan di Jepang menganggap perusahaan tempat mereka bekerja sebagai pemberi bantuan yang pantas dihormati dan diabdikan.

Tips untuk Mengimplementasikan Jouge Kankei
  1. Amati dan Pelajari: Perhatikan interaksi antara atasan, senior, dan rekan sekerja. Amati cara mereka berkomunikasi, berinteraksi, dan menyelesaikan masalah. Pelajari cara mereka menjaga hubungan secara hierarkis.
  2. Beri Penghormatan: Berikan penghormatan yang tepat kepada atasan dan senior. Gunakan bahasa yang sopan, hormatilah waktu dan ruang pribadi mereka, dan tunjukkan apresiasi saat menerima bantuan atau arahan dari mereka.
  3. Bersikap Terbuka dan Hormatilah Semua: Meskipun ada hierarki yang kuat, sikap terbuka dan hormat kepada semua orang tetap penting. Berinteraksilah dengan semua rekan kerja tanpa memandang posisi hierarkis.
  4. Ajukan Pertanyaan dengan Bijak: Saat meminta bantuan atau nasihat, ajukan pertanyaan dengan sopan dan penuh kehormatan. Tunjukkan bahwa kamu menghargai pengetahuan dan pengalaman mereka.
  5. Bimbingan dan Belajar dari Senior: Jalin hubungan yang baik dengan senior yang berpengalaman. Gunakan kesempatan ini untuk belajar lebih banyak, baik secara langsung maupun melalui contoh yang mereka tunjukkan.

Dalam budaya korporasi Jepang, jouge kankei bukan sekadar struktur hierarkis, tapi juga menandai hubungan yang mendasari interaksi sosial dan profesional di tempat kerja. Selain jouge kankei, Jepang juga memiliki banyak prinsip khas lainnya dalam budaya kerja. Pelajari lebih lanjut dengan tutor KitaCakap yang telah banyak berinteraksi dengan orang Jepang dalam konteks kerja secara langsung.

Gaijin Card atau Kartu Orang Asing di Jepang

Gaijin Card atau yang dikenal sebagai kartu orang asing Jepang adalah dokumen resmi yang digunakan di Jepang bagi warga negara asing yang tinggal di sana. Kartu ini, juga dikenal sebagai 外国人登録証明書 (gaikokujin tōroku shōmeisho), berperan sebagai identitas utama orang asing di Jepang, serupa dengan peran paspor atau KITAS di Indonesia.

Informasi dalam Gaijin Card

Kartu gaijin berisikan informasi penting seperti nama, kewarganegaraan, alamat, tanggal pendaftaran, dan foto pemilik kartu. Biasanya, kartu ini kamu bawa dalam dompet atau tas, dan harus kamu tunjukkan jika diminta oleh pihak berwenang Jepang atau untuk bertransaksi di beberapa bisnis tertentu.

Manfaat Gaijin Card

  1. Status Resmi: Kartu gaijin mengonfirmasi status resmi kamu sebagai warga negara asing terdaftar di Jepang, bukan sebagai penduduk yang melebihi batas waktu atau ilegal.
  2. Identifikasi Resmi: Berfungsi sebagai tanda pengenal resmi untuk transaksi hukum, administratif, dan keuangan.
  3. Akses Layanan Pemerintah: Memberikan akses terhadap layanan khusus pemerintah bagi penduduk asing, seperti asuransi kesehatan dan program pensiun.
  4. Kerja: Banyak perusahaan di Jepang mensyaratkan kartu gaijin sebagai verifikasi identitas untuk pekerja asing.
  5. Sewa dan Akomodasi: Sebagai bukti status kependudukan yang sah untuk menyewa properti.
  6. Transaksi Keuangan: Diperlukan untuk membuka rekening bank atau melakukan transaksi keuangan tertentu di Jepang.
  7. Mendapatkan SIM: Penting bagi orang asing yang ingin mendapatkan SIM Jepang.
  8. Mendaftarkan Keluarga: Memungkinkan pendaftaran anggota keluarga non-Jepang untuk mengakses fasilitas dan layanan di Jepang.

Cara Mendapatkan Kartu Gaijin

Untuk mendapatkan kartu gaijin, kamu perlu memenuhi persyaratan sebagai berikut:

  • Memiliki visa yang sah untuk tinggal di Jepang.
  • Berusia 16 tahun atau lebih.
  • Telah tinggal di Jepang selama lebih dari 90 hari.

Proses pengajuan dilakukan di Kantor Imigrasi terdekat dengan membawa dokumen-dokumen seperti visa, paspor, foto kopi paspor, formulir aplikasi gaijin card, pas foto, dan biaya pendaftaran sebesar ¥3,000. Setelah pendaftaran, kamu akan diminta melakukan sidik jari dan tanda tangan. Kartu gaijin akan dikirimkan ke alamat yang tercantum dalam aplikasi, memakan waktu sekitar 2 minggu.

Tips untuk Proses Pendaftaran Gaijin Card

  • Kunjungi Kantor Imigrasi pada hari kerja dan jam sibuk.
  • Siapkan semua dokumen yang diperlukan.
  • Berpakaianlah rapi dan sopan.
  • Bersikaplah ramah kepada petugas.

Kartu gaijin adalah dokumen yang vital bagi warga asing di Jepang, memberikan bukti legalitas, mempermudah kehidupan sehari-hari, serta akses ke layanan dan manfaat pemerintah. Jika kamu berencana tinggal lama di Jepang, memperoleh kartu gaijin sangatlah disarankan. Pengen kerja di Jepang? Bisa banget buat kamu lulusan SMA/SMK, S3, maupun S1. Cek Program Persiapan Kerja di Jepang dari KitaCakap untuk informasi lebih lanjut yaa!

5 Cara Kerja di Jepang Bagi Lulusan SMA dan SMK Indonesia

Jepang merupakan salah satu negara tujuan favorit bagi para pekerja migran di dunia. Negara ini terkenal dengan ekonominya yang maju, budayanya yang unik, dan sistem pendidikannya yang berkualitas. Tak heran jika banyak lulusan SMA/SMK sederajat di Indonesia yang bermimpi untuk bisa kerja di Jepang.

Jika kamu termasuk salah satu orang yang bermimpi untuk bekerja di Jepang, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan untuk mempersiapkan diri. Berikut ini adalah 5 langkah yang harus kamu lakukan:

 

Langkah 1: Pelajari Bahasa Jepang

Bahasa Jepang merupakan hal yang mutlak untuk dikuasai jika kamu ingin bekerja di Jepang. Sebagian besar perusahaan Jepang mewajibkan karyawannya untuk berkomunikasi dalam Bahasa Jepang. Oleh karena itu, kamu perlu belajar Bahasa Jepang secara intensif sebelum melamar pekerjaan di Jepang.

Kamu bisa belajar Bahasa Jepang secara mandiri atau mengikuti kursus Bahasa Jepang. Jika kamu belajar secara mandiri, kamu bisa menggunakan buku panduan belajar Bahasa Jepang, menonton video tutorial Bahasa Jepang, atau mengikuti kelas online Bahasa Jepang.

Jika kamu mengikuti kursus Bahasa Jepang, kamu akan mendapatkan bimbingan dari tutor yang berpengalaman. Kamu juga akan mendapatkan kesempatan untuk berlatih berbicara Bahasa Jepang dengan sesama peserta kursus. Oleh karena itu, mengikuti kursus Bahasa Jepang bisa membantu mempercepat proses belajar dan mempertahankan motivasi belajar.

 

Langkah 2: Kenali budaya kerja Jepang

Budaya kerja Jepang memiliki banyak perbedaan dengan budaya kerja di Indonesia. Oleh karena itu, penting bagi kamu untuk mengenal budaya kerja Jepang sebelum bekerja di sana.

Beberapa hal yang perlu kamu ketahui tentang budaya kerja Jepang antara lain:

  • Orang Jepang sangat menghargai waktu. Mereka selalu datang tepat waktu ke kantor dan menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
  • Orang Jepang sangat disiplin dan pekerja keras. Mereka sering bekerja lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya.
  • Orang Jepang sangat menghormati hierarki. Mereka selalu bersikap sopan dan hormat kepada atasan dan rekan kerja.
  • Dalam konteks pekerjaan, orang Jepang menjunjung tinggi prinsip Hourensou, yaitu houkoku (pelaporan), renraku (penyampaian informasi), dan soudan (konsultasi).

Kamu bisa mempelajari budaya kerja Jepang melalui buku, artikel, atau video. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan orang yang pernah bekerja di Jepang.

 

Langkah 3: Cari informasi lowongan kerja di Jepang

Setelah kamu menguasai Bahasa Jepang dan mengenal budaya kerja Jepang, kamu bisa mulai mencari informasi lowongan kerja di Jepang.

Ada beberapa cara untuk mencari informasi lowongan kerja di Jepang, antara lain:

  • Mencari melalui internet. Ada banyak situs web yang menyediakan informasi lowongan kerja di Jepang, seperti Gaijinpot, dan Daijob.
  • Mencari melalui lembaga penyalur tenaga kerja (Sending Organization) yang kredibel dan berpengalaman. Lembaga ini dapat membantu kamu mencari lowongan kerja di Jepang yang sesuai dengan kualifikasimu.
  • Mencari melalui kenalan. Jika kamu memiliki kenalan yang bekerja di Jepang, kamu bisa meminta bantuan mereka untuk mencarikan lowongan kerja.

 

Bagi lulusan SMA/SMK atau sederajat, terdapat 2 program khusus dari pemerintah Jepang yang bisa kamu jajaki:

Tokutei Ginou: Pintu Masuk ke Dunia Kerja di Jepang

Visa Tokutei Ginou adalah salah satu jalan masuk utama bagi kamu lulusan SMA/SMK sederajat yang ingin bekerja di Jepang. Visa ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja tertentu di sektor-sektor umum, seperti manufaktur, pertanian, restoran, perhotelan, pariwisata, peternakan, pengolahan makanan, dan lain-lain. Karena dibuat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di sana, maka untuk mengikuti program ini kamu harus memiliki sertifikat SSW (Specified Skilled Workers) atau keterampilan khusus di salah satu bidang yang ingin kamu tekuni. Peserta yang ingin mendaftar juga harus memiliki sertifikat bahasa setara JLPT N4.

Ginou Jisshuusei: Program Magang untuk Peningkatan Keterampilan

Ginou Jisshuusei merupakan program magang yang memberikan kesempatan untuk lulusan SMA/SMK untuk belajar dan bekerja di Jepang secara intensif. Program ini memungkinkanmu untuk memahami lingkungan kerja Jepang sambil meningkatkan keterampilan yang diperlukan. Untuk mengikuti program ini, kamu tidak perlu memiliki sertifikat SSW. Kebanyakan institusi Jepang mempersyaratkan kemampuan bahasa setara JLPT N5 untuk bisa mendaftar.

Untuk mempermudah pencarian lowongan kerja, pendaftaran, dan proses administrasi, KitaCakap memiliki Program Persiapan Kerja di Jepang yang berpartner dengan Sending Organization BGB Foundation. Semua proses yang harus kamu jalani, mulai dari belajar Bahasa Jepang hingga persiapan visa dan tiket, akan dibantu seluruhnya jika kamu mengikuti program ini.

 

Langkah 4: Siapkan dokumen dan kualifikasi

Saat kamu menemukan lowongan kerja yang sesuai, kamu perlu menyiapkan dokumen dan kualifikasi yang dibutuhkan. Dokumen yang biasanya dibutuhkan antara lain:

  • CV
  • Surat lamaran
  • Ijazah
  • Transkrip nilai
  • Sertifikat Bahasa Jepang

Selain dokumen, kamu juga perlu mempersiapkan kualifikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut. Kualifikasi yang dibutuhkan biasanya berbeda-beda tergantung pada jenis pekerjaannya, termasuk salah satunya Sertifikat SSW bagi peserta Tokutei Ginou.

Untuk peserta Program Persiapan Kerja di Jepang oleh KitaCakap, semua persiapan dokumen dan administrasi ini akan difasilitasi prosesnya hingga lengkap terkirim ke perusahaan Jepang yang tepat.

 

Langkah 5: Mengikuti proses wawancara

Jika dokumen dan kualifikasimu memenuhi persyaratan, kamu akan dipanggil untuk wawancara. Wawancara merupakan kesempatan bagimu untuk menunjukkan kemampuan dan kepribadianmu kepada perusahaan.

Oleh karena itu, saat wawancara pastikan kamu bersikap sopan, percaya diri, dan menjawab pertanyaan dengan jelas dan singkat. Kamu juga perlu menunjukkan bahwa kamu memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja di Jepang.

 

Kesimpulan

Itulah 5 langkah yang harus kamu lakukan jika ingin bekerja di Jepang. Dengan mengikuti langkah-langkah tersebut, kamu akan memiliki peluang yang lebih besar untuk diterima bekerja di Jepang.

Jika kamu ingin mewujudkan mimpi bekerja di Jepang bersama KitaCakap, kamu bisa melihat informasi lebih lanjut tentang Program Persiapan Kerja di Jepang di website KitaCakap. Dalam program ini, kamu akan dibantu untuk melatih kemampuan Bahasa Jepang hingga mencapai N4, mempersiapkan segala dokumen dan melakukan simulasi wawancara, lalu difasilitasi untuk proses job matching atau pencarian lowongan kerja dengan perusahaan Jepang yang tepat untuk kualifikasimu. Kamu akan dipandu oleh para mentor berpengalaman yang ingin mengantarkanmu mencapai impian untuk bekerja di Jepang!

Hourensou: Prinsip Penting di Budaya Kerja Jepang

Setiap negara memiliki budaya kerjanya masing-masing, begitu pula dengan budaya kerja masyarakat Jepang. Tidak hanya perlu menguasai Bahasa Jepang, tenaga kerja asing yang bekerja di Jepang juga wajib memahami prinsip-prinsip dalam budaya kerja di Jepang. Salah satu prinsip tersebut adalah hourensou.

Hourensou adalah akronim dari houkoku (pelaporan), renraku (penyampaian informasi), dan soudan (konsultasi). Dalam dunia kerja Jepang, hourensou adalah dasar untuk memajukan pekerjaan dan setiap tempat kerja membutuhkan kemampuan berkomunikasi. Prinsip ini penting untuk dipahami agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam komunikasi dan pekerjaan dapat berjalan dengan efisien. Simak penjabaran di bawah ini untuk memahami masing-masing prinsip hourensou.

Houkoku (Pelaporan)

Pelaporan adalah kegiatan menyampaikan perkembangan atau kemajuan suatu pekerjaan kepada atasan. Laporan harus berdasarkan pada data dan fakta. Ada beberapa jenis laporan dalam konsep hourensou, yaitu:

  • Laporan Hasil: Laporan awal yang disampaikan oleh pegawai junior kepada atasan.
  • Laporan Interim: Laporan sementara yang disampaikan di sela-sela pekerjaan sedang dilaksanakan.
  • Laporan Permasalahan: Laporan yang dibuat saat terjadi suatu masalah.
  • Laporan Perubahan: Laporan yang dibuat saat terjadi perubahan dalam perencanaan pekerjaan.
  • Laporan Informasi: Laporan akhir yang berisi informasi yang akan disampaikan.

Renraku (Penyampaian Informasi)

Penyampaian informasi adalah kegiatan menyampaikan fakta atau informasi mengenai hal-hal atau masalah yang berhubungan dengan pekerjaan kepada pihak terkait. Ada dua jenis komunikasi yang dilakukan dalam konsep hourensou, yaitu:

  • Komunikasi Vertikal: Komunikasi yang dilakukan antar karyawan yang memiliki level yang berbeda, atau antara atasan dan bawahan.
  • Komunikasi Horizontal: Komunikasi yang dilakukan antar karyawan yang memiliki level yang sama.

Soudan (Konsultasi)

Konsultasi adalah kegiatan meminta saran atau pendapat dari orang lain mengenai suatu hal. Konsultasi dapat dilakukan pada saat kamu dalam keadaan bingung atau tidak tahu harus memutuskan suatu hal.

Berikut adalah beberapa poin penting sebelum melakukan konsultasi:

  • Persiapkanlah pendapat dari diri kamu sendiri.
  • Lengkapi data-data yang berhubungan dengan isi dan apa yang ingin dikonsultasikan.
  • Tentukan waktu yang tepat untuk berkonsultasi.
  • Lakukan konsultasi sebelum terlilit masalah.
  • Bedakan antara konsultasi yang berhubungan dengan urusan pekerjaan dan urusan pribadi

Tips untuk Memahami Hourensou

Berikut adalah beberapa tips untuk memahami konsep hourensou:

  • Pelajari budaya kerja Jepang secara keseluruhan, termasuk nilai-nilai dan norma yang berlaku. Dengan memahami budaya kerja Jepang, kamu akan lebih mudah memahami konsep hourensou.
  • Berlatihlah untuk memahami konsep hourensou secara mendalam. Berlatihlah menyampaikan laporan, menyampaikan informasi, dan berkonsultasi dengan orang lain.
  • Mintalah bantuan jika kamu merasa kesulitan memahami konsep hourensou. Jangan ragu untuk meminta bantuan dari orang lain, misalnya teman, dosen, atau rekan kerja yang berasal dari Jepang.

Berikut adalah beberapa contoh penerapan konsep hourensou dalam dunia kerja Jepang:

  • Seorang karyawan memberikan laporan kemajuan pekerjaannya kepada atasan setiap minggu.
  • Seorang karyawan menyampaikan informasi tentang perubahan jadwal rapat kepada rekan kerja.
  • Seorang karyawan berkonsultasi dengan atasan tentang cara menyelesaikan masalah yang dihadapinya.

Hourensou adalah konsep komunikasi yang penting dalam dunia kerja Jepang. Dengan memahami dan menerapkan konsep hourensou, kamu dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan beradaptasi dengan budaya kerja Jepang. Prinsip ini juga dapat meningkatkan kerjasama dan kontribusi karyawan, sehingga akan sangat bermanfaat bagi kamu yang ingin bekerja di Jepang.

Selamat mencoba!

4 Cara Bekerja di Jepang untuk Lulusan S1 Indonesia

Sebagian orang tertarik untuk bekerja di luar negeri karena berbagai keuntungan yang ditawarkan, termasuk pengalaman, tingkat gaji, dan fasilitas lainnya. Dari segi pendapatan, bekerja di luar negeri memang dikenal memberikan upah yang lebih tinggi dibandingkan di Indonesia. Salah satu yang banyak diminati oleh para pencari kerja asal Indonesia adalah Bekerja di Jepang, terutama untuk lulusan S1. Secara umum, peluang kerja di Jepang sangat bervariasi dan tergantung pada latar belakang pendidikan serta keterampilan yang dimiliki oleh calon pelamar.

Beragam Jalur Masuk untuk Berkarir di Jepang

Terdapat beberapa cara atau jalur masuk yang dapat dipilih untuk memulai karir di Jepang, mulai dari program SSW (Specified Skilled Worker) hingga program profesional seperti engineer atau staf kantoran. Perbedaan utama antara kedua program ini terletak pada jenis visa yang akan digunakan dan manfaat yang akan diperoleh. Artikel ini akan secara khusus membahas program profesional, di mana umumnya memiliki persyaratan minimal gelar diploma atau sarjana. Jenis pekerjaan yang sesuai dengan visa ini termasuk staf pemasaran, penerjemah, desainer, engineer atau insinyur, dan lain sebagainya. Para kandidat program profesional ini umumnya akan diberikan visa jenis Gijinkoku atau yang dalam bahasa Inggris disebut Engineer/Specialist in humanities/International services Visa.

Nah, bagaimana sih cara mencari kerja di Jepang di bidang profesional ini? Mari kita simak penjelasannya di bawah ini.

Mencari Kerja di Jepang Melalui Job Fair

Perusahaan-perusahaan Jepang yang tertarik merekrut staf asing biasanya akan berpartisipasi dalam ajang job fair internasional. Selain mempromosikan budaya kerja mereka, beberapa perusahaan juga biasanya melakukan rekrutmen kandidat secara langsung. Beberapa perusahaan bahkan tidak memerlukan kemampuan berbahasa Jepang karena mereka menyediakan fasilitas kelas bahasa Jepang untuk staf asingnya.

Contoh dari job fair internasional yang diadakan khusus untuk perusahaan Jepang adalah “Asean Career Fair with Japan di Singapura” dan “Japan Job Fair in Asia”. Ada juga job fair lokal seperti “Career Fair ITB” atau “ECIF UI” yang mengundang perusahaan-perusahaan Jepang untuk berpartisipasi. Banyak lulusan S1 Indonesia yang bekerja di Jepang melalui jalur ini lho, jadi kamu juga bisa mencobanya ya.

Job fair tersebut biasanya diadakan secara rutin setiap tahunnya. Sebelum menghadiri job fair, sebaiknya kamu sudah menyiapkan dokumen atau berkas lamaran sebaik mungkin dan mempersiapkan biaya untuk transportasi serta akomodasi untuk menghadiri acara tersebut.

Mencari Kerja di Jepang Melalui Job Fair Melalui Agen Perekrutan

Saat ini, terdapat berbagai agen perekrutan internasional di Indonesia. Mereka siap membantu merekomendasikan kandidat potensial kepada perusahaan-perusahaan di Jepang yang sedang mencari tenaga kerja. Agen perekrutan ini memiliki jaringan yang luas dengan berbagai perusahaan dan akan membantu kamu menemukan peluang kerja yang sesuai dengan keterampilan dan minatmu.

Salah satu agen perekrutan yang bisa kamu pertimbangkan adalah KapanJepan. Mereka secara khusus memfokuskan pada perekrutan staf asal Indonesia yang ingin bekerja di Jepang, termasuk untuk posisi IT, engineer, sales, marketing, administrasi, dan lainnya. Yang menarik, proses rekrutmen melalui KapanJepan ini tidak memerlukan biaya sepeserpun alias gratis. Satu-satunya biaya yang mungkin terkait adalah jika kamu memerlukan bantuan tambahan untuk menyusun CV atau melakukan latihan wawancara. 

KapanJepan telah berhasil membantu banyak lulusan dari Indonesia untuk bekerja di Jepang sebagai engineer tanpa biaya tambahan, bahkan beberapa di antaranya bahkan tanpa kemampuan bahasa Jepang yang memadai. Benar-benar sebuah peluang yang patut untuk dicoba, bukan? Jadi, jangan lewatkan kesempatan ini!

Melanjutkan Kuliah ke Jepang, Lalu Mengikuti Rekrutmen Kerja

Cara ketiga mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama daripada dua cara sebelumnya, yaitu dengan melanjutkan kuliah di Jepang. Setelah lulus S1 dari Indonesia, kamu dapat melanjutkan kuliah S2 di universitas-universitas di Jepang, baik dengan atau tanpa beasiswa. Cara ini dapat memberikan banyak manfaat, terutama karena universitas-universitas di Jepang sering memiliki kerja sama dengan perusahaan-perusahaan di negara tersebut untuk program rekrutmen melalui kampus. Selain itu, mahasiswa di Jepang umumnya bisa mengikuti proses rekrutmen satu tahun sebelum mereka lulus. Oleh karena itu, tidaklah mustahil bagi kamu untuk mendapatkan tawaran pekerjaan sebelum menyelesaikan kuliah.

Hal penting lain yang perlu dipertimbangkan adalah masalah administratif. Jika seorang pelamar atau kandidat sudah memiliki izin tinggal di Jepang (seperti visa pelajar atau mahasiswa), perusahaan cenderung lebih suka mempertimbangkan lamaran mereka. Berbeda halnya jika pelamar belum memiliki izin tinggal di Jepang, dimana beberapa perusahaan mungkin menghadapi kendala administratif terkait dengan perekrutan tenaga kerja asing. Jadi, dengan jalur ini, peluangmu untuk bekerja di Jepang menjadi lebih banyak, terutama jika kamu memiliki kemampuan berbahasa Jepang yang baik.

Eits meskipun kamu masih berada di Indonesia, jangan menyerah. Karena penurunan populasi penduduk di Jepang, banyak perusahaan kini mulai mempertimbangkan rekrutmen staf asing. Oleh karena itu, masih banyak kesempatan bagi kamu untuk menggapai karir impian di Negeri Sakura ini!

Mendaftar via LinkedIn atau Website Perusahaan Jepang

Seperti halnya dalam proses pendaftaran kerja pada umumnya, kamu juga memiliki opsi untuk mendaftar secara langsung melalui LinkedIn atau website resmi perusahaan yang membuka lowongan. Sebelum mengirimkan lamaran, pastikan untuk memperbarui dan mempercantik profil LinkedIn-mu dengan mencantumkan keterampilan dan pengalaman yang relevan ya. Walaupun jalur ini mungkin sedikit lebih kompetitif dibandingkan tiga cara sebelumnya, namun tidak ada salahnya untuk mencoba, bukan? Karena kadang-kadang, pintu kesempatan terbaik bisa terbuka melalui langkah-langkah kecil yang kamu ambil sendiri.

 

Inilah empat metode menarik yang bisa kamu pilih untuk mencari pekerjaan di Jepang. Dari job fair hingga melalui agen perekrutan dan opsi melanjutkan studi hingga mendaftar secara mandiri, setiap jalur memiliki potensi tersendiri. Meskipun tantangan ada, jangan ragu untuk mencoba! Perlu diingat, perusahaan-perusahaan yang membuka kesempatan bagi pelamar tanpa kemampuan bahasa Jepang mungkin jumlahnya masih terbatas. Untuk meningkatkan peluangmu, disarankan untuk memulai pembelajaran Bahasa Jepang dan berusaha mencapai setidaknya tingkat N2. Ikuti kursus di KitaCakap untuk mengasah kemampuan Bahasa Jepangmu, dan mempersiapkan diri untuk sukses bekerja di Jepang. Tetap semangat dan percayalah bahwa impianmu untuk bekerja di Jepang bisa terwujud!